Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan menyelenggarakan kegiatan Tradisi Mandi Safar. Tradisi Mandi Safar merupakan kegiatan yang unik dan setiap tahun selalu dilaksanakan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Tradisi ini selalu dilaksanakan tiap hari Rabu terakhir di bulan Safar, tradisi ini dikenal dengan nama ?Mandi Safar? yaitu tradisi mandi dengan bercebur ke Sungai Mentaya, sungai terbesar yang ada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin, Kalimantan Tengah.
Mandi dengan bercebur ke sungai ini mengandung filosofi membersihkan diri dari hal-hal negatif sehingga diharapkan bisa terhindar dari bala bencana dan kesialan seiring bersihnya badan usai mandi bercebur di Sungai Mentaya. Biasanya Mandi Safar ini dipusatkan di sekitar dermaga Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM). Tradisi ini diikuti dari berbagai penjuru Kota Sampit dan kawasan luar kota dengan berbekal pelampung atau ban dalam yang kemudian mereka gunakan untuk mandi di Sungai Mentaya. Sebelum seremonial mandi Safar, acara diawali dengan pembacaan doa dengan harapan Kotim dan masyarakatnya terhindar dari berbagai bencana yang mungkin saja muncul.
Tahun ini Tradisi Mandi Safar akan dilaksanakan pada tanggal 15 November 2017, tradisi juga diramaikan dengan agenda sebagai berikut :
1. Lomba melukis dan mewarnai
2. Lomba fashion Show anak dan Remaja
3. Lomba tari
4. Penyajian kue tradisional
Satu lagi tradisi yang tidak boleh dilewatkan di bulan November ini adalah Tradisi Simah Laut. Tradisi Simah merupakan tradisi budaya yang dilakukan turun temurun oleh nelayan di Kecamatan Teluk Sampit. Kegiatan tahunan itu dilaksanakan di pantai Ujung Pandaran dan kini dikemas menarik menjadi salah satu agenda pariwisata andalan Kotim. Simah laut dipimpin seorang tokoh masyarakat atau orang yang dituakan oleh nelayan setempat. Tradisi itu mirip dengan tradisi nelayan di daerah lain, yakni melarung beberapa jenis benda ke laut. Sebelum acara inti, dilakukan doa bersama oleh ulama setempat mendoakan agar kondisi laut di tahun mendatang lebih baik sehingga hasil tangkapan nelayan lebih banyak. Masyarakat juga berdoa agar diberi kese