7 Nopember 2018 yang bertepatan dengan 29 Safar 1440 H merupakan hari penting bagi umat Islam di Indonesia. Pada hari tersebut digelar ritual yang dikenal dengan istilah mandi safar. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kotawaringin Timur, tradisi ini masih dilestarikan dan sudah menjadi agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Kotim.
Acara yang digelar di area Ikon Ikan Jelawat, Pelabuhan Habaring Hurung Sampit dan Sungai Mentaya yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. , Rabu (7/11), dibuka oleh Bupati Kotim H. Supian Hadi, S.Ikom didampingi oleh Sekda Kotim dan sejumlah pejabat lainnya. Rangkaian kegiatan dan lomba, adalah bazar kue/wadai tradisional, lomba tari pesisir, maulid Al Habsyi dan fashion show/peragaan busana batik Kotim.
Mandi safar merupakan tradisi masyarakat kota Sampit yang dilaksanakan setiap bulan Safar. Warga beramai-ramai menceburkan diri ke Sungai Mentaya begitu pula dengan Bupati Kotim Supian Hadi tidak ketinggalan ikut menceburkan diri ke Sungai.
Masyarakat yang mengikuti ritual adat mandi safar sebelum menceburkan diri kesungai telah membekali diri dengan daun sawang yang diikat di pinggang. Sesuai kepercayaan warga dengan membekali diri pakai daun sawang akan terjaga keselamatannya. Tradisi adat itu disertai ritual yang dipimpin oleh seorang tokoh adat.
Pada kesempatan ini pula disediakan doorprize dengan berbagai hadiah yang menarik bagi peserta mandi safar.