Anjungan Sampit merupakan bangunan rumah panggung dari kayu ulin yang lebih mencirikan arsitektur tradisional khas Dayak. Di dalam rumah inilah di pamerkan perabotan rumah tangga, peralatan masak, piring keramik kuno ranjang tempo dulu lengkap dengan kelambu, peralatan tradisional yang digunakan untuk bertani, berkebun, menangkap ikan, peralatan pengolahan hasil pertanian dengan teknologi sederhana, anyam anyaman, sarana transportasi, hingga sarana informasi dan hiburan serta berbagai barang jadul lainnya yang menggambarkan peradaban dan kehidupan sehari hari masyarakat Kotawaringin Timur tempo dulu. Hal ini diharapkan menjadi destinasi wisata di Kabupaten kotawaringin Timur yang memiliki keunikan khas dan menarik.
Untuk menambah destinasi baru, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah meresmikan Anjungan Sampit Rumah Sejarah Peradaban Kotawaringin Timur yang terletak di jalan Arjuno 8 nomor 223 sampit.
Bupati Kotawaringin Timur diwakili Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur telah meresmikan Anjungan Sampit, Selasa (1/10-2019). Acara peresmian dihadiri oleh Sekretaris Daerah, FORKOMPIMDA, Kepala SOPD, Kepala Kemenag, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Dewan Adat Dayak, Tokoh Masyarakat, LSM, Jurnalis.
Bupati Kotawaringin Timur diwakili oleh Sekretaris Daerah H.Halikinnor,SH,MM dalam sambutannya mengatakan bahwa atas nama Pemerintah Daerah maupun secara pribadi beliau menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih bahwa ada warga masyarakat yang tergerak hatinya untuk melestarikan sejarah peradaban masyarakat melalui wadah anjungan berupa rumah sejarah seperti yang kita saksikan hari ini. Karena unutk mengumpulkan,,merawat,menata dan memelihara barang peninggalan nenek moyang kita tak hanya membutuhkan waktu dan tenaga,tetapi juga finansial dan kesabaran.
Tentu saja keberadaan Anjungan Sampit sebagai Rumah Sejarah Peradaban Kotawaringin Timur ini, tak hanya menambah daftar destinasi wisata di kota kita, tapi juga dapat sebagai tempat mempelajari sejarah dan mencintai adat budaya, termasuk karya cipta para leluhur kita.
Sejarah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu tertentu. Sedangkan peradaban dapat berarti kebudayaan dalam kaitannya dengan masyarakat yang kompleks.
Dicirikan dalam praktek pertanian atau hasil karya. Maka tentu saja kita akan dapat melihat kembali adat budaya masyarakat tempo dulu, baik dalam pertanian, perikanan, perkebunan, bahkan perdagangan yang meski lewat transportasi laut, tapi merambah hubungan luar negeri yang cukup berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat dengan dicirkan adanya barang barang anti yang dimiliki masyarakat kita baik dari Cina, Inggris, Belanda maupun Jepang. Anjungan ini untuk memberikan informasi mengenai benda benda maupun hasil kerajinan kepada masyarakat luas. Terumata generasi muda yang tidak sempat lagi melihat atau mengenalnya.
Kita sadari bersama bahwa Sampit merupakan kota jasa karena dari Banjarmsin atau Palangka Raya menuju Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara, akan melewati Sampit. Demikian sebaliknya. Kondisi ini memberi peluang besar bagi masyarakat untuk membuka usaha di bidang jasa, termasuk tempat wisata. Maka saya optimis Anjungan Sampit akan mampu bekembang, ujarnya. Terlebih kekhasannya dengan karya cipta para leluhur yang berwujud benda dengan nuansa seni dan keterampilan pada zamannya. Ini akan memiliki daya tarik tersendiri yang menjadi keunggulan wisata. Tentu saja atas nama Pemerintah Daerah kami berharap adanya komitmen dunia usaha untuk turut mendukung berkembangnya Anjungan Sampit ini. Kepada Tokoh Adaat dan Masyarakat, mari kita sempurnakan dan pelihara bersama agar Kota Sampit semakin menarik untuk dikunjungi. Sehingga peluang usaha bagi masyarakat semakin terbuka lebar